31 Maret 2008

Rapat Koordinasi Seksi Keamanan Fokuskan Tiga Isu Penting

Blospot Gardenia – Koordinasi yang baik antara Seksi Keamanan dan Petugas Security merupakan awal dari sebuah keberhasilan menuju GDC-Gardenia yang aman, tentram, dan damai. Sebaliknya, koordinasi yang tidak terpelihara dengan baik diantara keduanya sesungguhnya merupakan preseden buruk bagi situasi keamanan di RW 07.

Demikian antara lain kesimpulan hasil Rapat Koordinasi Seksi Keamanan yang digelar di Rumah Ketua RW 07 (28/3).
Rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua RW 07 Toteng Sundandar tersebut, antara lain dihadiri oleh Sekretaris Rizki Amalia (Kiki), Bendahara Faishal, Seksi Keamanan Ade Maman, dan lima petugas keamanan. Rapat difokuskan pada tiga isu penting, antara lain prasarana dan sarana petugas keamanan, kesejahteraan, dan kinerja petugas keamanan. "Tiga hal ini merupakan isu penting yang perlu saya sampaikan dalam Rapat Koordinasi ini," ungkap Toteng.Terkait dengan isu pertama, pihak RW akan terus melakukan berbagai langkah pembenahan, termasuk mengakomodir semua keluhan. Menurut Toteng, saat ini semua Satpam sudah dilengkapi dengan baju seragam (masing-masing satu stel). Demikian juga untuk kebutuhan yang lain, seperti lampu senter, pentungan, dan lain-lain akan segera diusahakan kelengkapannya. "Namun mengingat kondisi keuangan/kas RW yang belum mencukupi, pembelian kelengkapan akan dilakukan secara bertahap," ujar Toteng.

Sementara itu, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari petugas keamanan, pihak RW telah mengalokasikan dana sebesar Rp150 ribu per bulan kepada Seksi Keamanan, yang diperuntukkan untuk membeli gula, kopi, baterai senter dan kebutuhan-kebutuhan lain seperti jika ban sepeda security bocor.

"Alokasi dana tersebut hendaknya dapat dipergunakan sesuai keperluan dan bukan berarti uang tersebut harus dihabiskan," Toteng mengingatkan sembari meminta Seksi Keamanan Ade Maman untuk melakukan pendataan ulang terkait dengan kelengkapan petugas keamanan.

Untuk isu kedua, bagi petugas keamanan meningkatkan kesejahteraan berarti kenaikan gaji. Pihak RW cukup memahami apa yang menjadi tuntutan mereka. Untuk itu, pihak RW telah berkomitmen untuk mensejahteraan seluruh petugas security, dengan cara menaikkan gaji mereka. Dalam hal ini, Toteng berjanji akan berusaha menaikan gaji setiap petugas security secara bertahap (minimal 1 tahun sekali, red.) dengan besaran disesuaikan dengan kemampuan keuangan/kas RW.

"Untuk mendorong semangat kerja setiap Satpam, kami juga akan memberikan semacam insentif (rewards) kepada Satpam yang dinilai berkinerja paling baik," ungkap Toteng.

Sedangkan untuk isu ketiga, kinerja petugas keamanan, secara umum, kinerja Satpam dinilai semakin baik, namun masih perlu ditingkatkan, terutama mengenai disiplin waktu kerja, peraturan rolling, dan lain-lain. Menurut Ade, koordinasi antar setiap petugas keamanan juga ditingkatkan. "Dalam hal ini, peran Danru sangat penting dalam mengkoordinasikan anak buahnya," ungkap Ade mengingatkan.

Sementara itu, pihak RW juga meminta saran dan masukan kepada para petugas keamanan terkait dengan masalah kemanan warga. Darma, yang berbicara mewakili petugas keamanan yang lain menyarankan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Darma menyarankan agar pada malam hari semua kendaraan warga dimasukkan ke dalam rumah atau tetap di luar tapi pintu pagar dalam keadaan terkunci. Warga yang meninggalkan rumah lebih dari 1 x 24 jam, disarankan agar melapor kepada petugas security. Juga, disarankan setiap warga yang keluar meninggalkan rumah agar melalui pintu utama, sehingga petugas security lebih mudah melakukan pengecekan. Menanggapi masih banyaknya kendaraan warga yang masih berada di luar rumah pada malam hari, Ketua RW menyatakan petugas security berkewajiban untuk mengingatkan mereka. (Tim Blogspot-Gardenia/Slamet)



Menagih Janji Developer

Depok, Blogspot Gardenia – Gerakan Nasional Pembangunan Sejuta Rumah (GNPSR) yang dicanangkan pemerintah sejak tiga tahun lalu, telah mendorong persaingan antarpengembang (developer) menjadi semakin sengit.
Para pengembang, khususnya yang bergerak di sektor perumahan (Rumah Sederhana Sehat/RSH), berlomba-lomba melakukan ekspansi besar-besaran ke daera-daerah yang dinilai prospektif. Mereka seolah ingin membuktikan kepada pihak perbankan bahwa proyek perumahan yang dikembangkan memiliki sasaran pasar yang jelas.

Harus diakui, pesatnya pertumbuhan bisnis perumahan telah mampu menggerakkan roda perekonomian nasional. Namun, akibat persaingan yang ketat pula di bisnis ini telah mendorong para pengembang bekerja kurang profesional dan bertanggungjawab. Contoh paling kasat mata adalah di perumahan kita sendiri: Perumahan Grand Depok City, khususnya di Sektor Gardenia. Kita berkali-kali telah mengajukan protes. Namun apa hasilnya? Pihak developer masih belum memenuhi kewajibannya. Bahkan ada indikasi pihak developer mau "ngemplang" dari kewajiban. Betapa tidak, hampir tiga tahun perumahan ini dihuni, belum ada satupun fasos dan fasum yang dibangun developer. Atas inisiatif warga, mereka membangun sendiri fasos/fasum tersebut. Warga juga selama ini mengalah memasang penerangan jalan umum (PJU). Kondisi seluruh blok (N, Q, dan R) saat ini masih sangat memprihatinkan. Akses jalan menuju/keluar kompleks juga sudah rusak dan berlubang. Bahkan kerusakan jalan di dalam kompleks lebih parah. Di Blok R, misalnya, jalan lingkar saat ini telah terputus akibat tanggul sungai longsor. Demikian pula tanggul sungai yang memisahkan Blok N dan Blok Q kerap runtuh, terkena erosi ketika hujan. Belum cukup sampai disitu, akibat banyaknya akses jalan "tikus", kondisi keamanan di GDC-Gardenia juga tergolong rawan. "Maunya (developer, red.) bikin perumahan pola klaster yang open space dengan membiarkan kompleks terbuka tanpa pagar penutup. Tapi hal itu justru membuat kami rawan tindak kriminal, pencurian dan sebagainya," ungkap Ketua RW 07 Toteng Sunandar. Munculnya kasus diatas tidak terlepas dari adanya persaingan yang tidak sehat diantara para pengembang, sebagai dampak dari makin ketatnya persaingan di bisnis perumahan. Demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, pengembang pun cenderung mengabaikan hak-hak yang seharusnya diberikan kepada konsumen. Terlepas apakah kasus di perumahan kita merupakan unsur kesengajaan atau karena faktor nonteknis, yang pasti pengembang dinilai kurang bertanggungjawab. Sesungguhnya, protes yang kita lakukan hanyalah satu dari sekian banyak contoh kasus pengembang nakal. Kita sebagai konsumen hanya menuntut yang menjadi hak kita. Seharusnya pengembang tanggap akan hal itu. Soal penyediaan fasum/fasos, misalnya, hal itu merupakan kewajiban yang melekat pada diri pengembang. Kewajiban yang dimaksud bisa dalam bentuk sarana pendidikan, sarana ibadah, taman, ruang terbuka hijau, tempat rekreasi umum, sarana pengendali banjir, jalan lingkungan, dan fasilitas lainnya yang bisa dimanfaatkan warga. Kenyataannya, setelah pembangunan rumah selesai dan akad kredit/serah terima kunci dilakukan, para pengembang cenderung beranggapan telah selesai pula seluruh tanggungjawabnya.

Tentu, kita yang boleh dibilang sebagai korban dari salah satu pengembang nakal, berharap Pemda dapat berperan sebagai mediator. Termasuk berani menindak tegas terhadap para pengembang nakal, yang telah merugikan konsumen. Pemda seharusnya bisa menagih para pengembang atas kewajiban yang harus dipenuhi. Namun, lagi-lagi soal fakta, kemampuan aparat pemda dalam menagih fasum/fasos ternyata masih sangat rendah dibandingkan dengan kecanggihan pengembang dalam berargumentasi. Sehingga tidak heran jika para pengembang yang masuk dalam kategori nakal tetap bisa melenggang menjalankan bisnisnya.

Dalam situasi seperti ini, yang bisa kita lakukan hanya menunggu dan menunggu janji yang belum pasti. Tentu, tulisan ini tidak dimaksudnya untuk menyudutkan salah satu pihak, terutama pihak pengembang. Kita bicara soal fakta, juga bukan berniat melakukan black campaign. Harapan kita, mudah-mudahan pengembang GDC-Gardenia membaca tulisan ini, sehingga tergugah hatinya untuk segera memenuhi kewajibannya yang belum terpenuhi. (Tim Blogspot Gardenia/Slamet).


25 Maret 2008

Sekretaris RT 04 mundur, Ginting-Adi di atas angin

Gardenia, Blogspot - Sekretaris RT 04 RW 07 Sektor Gardenia, Huda, mundur sementara. Wah, ada apa dengan RT 04? Selama ini RT 04 dipandang tidak pernah ada masalah apapun. Bahkan RT 04 dipandang sebagai RT yang damai, kompak dan rukun warganya maupun pengurusnya. Kenapa tiba-tiba mundur? Ada masalah apa dengan RT 04?

Eit. Tunggu dulu. Ini bukan mundur dari posisinya sebagai sekretaris tetapi mundur sementara dari Turnamen Badminton. Ini diungkapkan dalam email yang dikirim ke beberapa warga RT 04 yang ikut turnamen Badminton. Seperti diketahui, Huda terjatuh karena keseleo pada saat pertandingan baru berlangsung 10 menit. Saat itu ia berpasangan dengan Yono melawan Tian-Halim, skornya pun masih 9:8 dengan menempatkan pasangan Huda-Yono unggul sementara. Tiba-tiba Huda terjatuh karena keseleo. Pertandingan langsung dihentikan. Hari berikutnya Huda menyatakan istirahat untuk sementara guna memulihkan cederanya. Sementara Yono dipersilakan mencari pengganti Huda jika pasangannya ini belum sembuh dari cedera.

Ginting-Adi di atas angin

Sementara itu, pasangan Ginting-Adi berada di atas angin dengan menghempaskan lawan-lawannya di Grup B. Dari 5 pertandingan yang harus dimainkan, empat kemenangan secara beruntun sudah kantongi oleh Ginting dan Adi. Posisi teratas klasemen sementara pun ditempati dengan nyaman. Mereka tinggal menyisakan satu pertandingan lagi melawan pasangan Syamsu-Tondo. Diprediksi pertandingan ini bakal sengit, karena kedua pasangan sama-sama diunggulkan di Grup B.

Sementara itu, panitia turnamen mengatakan bahwa turnamen ini dibagi dalam dua babak, yaitu babak penyisihan dan babak final. Babak penyisihan dibagi dalam dua grup, A dan B, masing-masing terdiri dari 6 pasangan. Sistem pertandingan dalam babak penyisihan menggunakan sistem setengah kompetisi. Urutan 4 teratas pada klasemen akhir lolos ke perempat final, urutan lima ke bawah tersingkir. Kemenangan mendapatkan 1 point dan kekalahan mendapatkan 0 point, demikian penjelasan Dwi Atmoko, ketua pelaksana turnamen.[Tim Blogspot Gardenia]

Berikut foto-foto turnamen. Tampak Ketua RT 04 tidak pede memegang Raket (Lihat foto paling bawah yang memegang raket mengarah ke bawah).





Dana Rp300 juta pun jadi mubazir

TIRTAJAYA, MONDE: Pembangunan sumur artesis senilai Rp 300 juta di kelurahan Tirtajaya, Kec. Sukmajaya dinilai mubazir. Pasalnya sejak dibangun sekitar pertengahan 2006 hingga Maret 2008 belum berfungsi. Informasi yang diperoleh Monde di lapangan, menyebutkan sumur artesis itu dibangun untuk memasok air bagi warga di lingkungan sekitar yang selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau. Namun, menurut informasi itu, sejak dibangun sekitar dua tahun silam hingga saat ini belum berfungsi. Dana pembangunan diperoleh dari Provinsi Jawa Barat.

Ma’ruf, Koordinator Lembaga Pengawasan Pembangunan dan Keuangan Daerah (LP2KD) Kota Depok wilayah Kecamatan Sukmajaya, saat dikonfirmasi mengatakan pembangunan sumur artesis itu menelan biaya Rp 600 juta. Sumur dibangun di dua kelurahan, yaitu Kalimulya dan Tirtajaya, Kec. Sukmajaya. “Di Tirtajaya sumur artesis itu belum berfungsi dan jika dibiarkan hal itu mubazir,” ujarnya melalui telepon seluler, kemarin.

Sampai sejauh ini, katanya, warga yang mengharapkan pasok air tak pernah mendapatkan manfaat dari sumur artesis itu. Oleh karena itu, Ma’ruf berharap instansi terkait, Dinas PU Depok, segera mencari jalan keluar terbaik, hingga biaya pembangunan yang cukup besar itu tak lagi mubazir. Djaya Winata, SH mantan lurah Tirtajaya, mengatakan sumur artesis dirancang untuk memasok air bila musim kemarau.

“Pada waktu menjadi lurah Tirtajaya, pemborong sumur artesis tidak koordinasi dengan kelurahan. Bahkan gambar bestek pun tidak diberikan,” ujarnya. Selama kekeringan, warga biasanya mencuci dan mandi memakai air Sungai Ciliwung. “Kasihan mereka,” kata Djaya Winata.

Sementara itu Kadis PU Kota Depok Herman Hidayat ketika dihubungi melalui telepon selulernya belum memberikan jawaban. Dua kali pejabat itu dihubungi tapi telepon selulernya tak aktif. [copy by Toteng] sumber monde.

20 Maret 2008

PARIKESIT

Depok (Tim Blogspot Gardenia): Jika Anda kebetulan berasal dari Jawa, persisnya “wong Jowo”, dan menyukai cerita wayang kulit, Anda tentu mengenal tokoh pewayangan yang satu ini: PARIKESIT. Dari silsilah darah Barata, ia adalah putra R. Abimanyu dari istri Dewi Utari. Abimanyu adalah putra pasangan R. Arjuna dan Dewi Warasembadra. Sedangkan Dewi Utari adalah putri Raja Maswapati.

Pascaperang Baratayudha (perang saudara darah Barata) antara Pandawa dan Kurawa di Tegal Kurusentra, yang dimenangkan oleh Pandawa dan direbutnya kembali Kerajaan Hastina Pura, Parikesit kemudian dinobatkan sebagai Raja Hastina Pura bergelar Prabu Parikesit.

Terpilihnya Parikesit untuk memimpin Hastina Pura, karena dalam diri cicit Prabu Pandu Dewanata (Raja Hastinapura I) ini telah menitis Sang Hyang Wisnu (Dewa Kebijaksanaan). Para sesepuh dan tokoh Hastina Pura berharap, kelak Prabu Parikesit dapat membawa Hastina Pura menjadi Negeri yang “gemah ripah loh jinawi, toto, titi, tentrem, tur raharjo”. Demikian dua dalang kondang, Ki Anom Soeroto dan Ki Manteb Soedarsono biasanya mengilustrasikan sebuah negeri yang maju secara politik dan ekonomi dalam jagat pewayangan.

Tugas yang diemban Prabu Parikesit sungguh luar biasa berat. Pascaperang Baratayudha, kondisi negeri Hastina Pura porak-poranda. Untuk membangun kembali Hastina Pura yang nyaris rata dengan tanah, Prabu Parikesit harus memulainya dari awal. Dengan dibantu saudara-saudaranya seperti R. Sasi Kirana (putra R. Gatotkaca), R. Danurwenda (putra R. Antareja), Setyaka (putra R. Setyaki yang mantan Senopati/Panglima Perang Kerajaan Dwarawati), dan lain-lain, Prabu Parikesit berjanji kepada para pepunden (sesepuh) akan kembali membangun Negeri Hastina Pura yang adil, makmur serta tentram bagi seluruh rakyat Hastina Pura.

Selain kondisi Negeri yang carut marut, Prabu Parikesit juga harus menghadapi ancaman keamanan dari luar. Para trah Kurawa yang selamat dari Perang Baratayudha tentu tidak akan tinggal diam melihat Prabu Parikesit berhasil membangun kembali Hastina Pura. Mereka akan menghalalkan segala cara untuk memecah belah persatuan dan kesatuan para putra-putri Pandawa. Jika Prabu Parikesit dan saudara-saudaranya berhasil mengajak seluruh rakyat untuk kembali membangun Hastina Pura serta berhasil menumpas sisa-sisa darah Kurawa, niscaya bendera Hastina Pura yang agung akan kembali berkibar di angkasa yang tinggi.

Lantas, apa korelasi cerita Parikesit diatas dengan konteks kekinian? [Slamet].

(TO BE CONTINUED...)

19 Maret 2008

SEKAPUR SIRIH

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah pada kesempatan ini saya selaku ketua RW berbahagia dengan telah adanya Blogspot milik warga RW 07 gardenia, tujuan dibuatnya blogspot ini tiada lain supaya informasi mengenmai kebijakan kelurahan, RW ataupun RT bisa di informasikan kepada warga RW 07 khususnya yang bisa mengakses internet, dan bagi yang belum bisa mengakses internet akan dikeluarkan warta Gardenia yang akan terbit sebulan sekali yg isinya sama dengan blogspot ini.

Bagi seluruh warga RW 07 berhak menggunakan posting terhadap blog ini dan disarankan setiap RT bisa melakukan korespondensi dengan warga dan pengurus RT dan RW. dengan demikian mudah-mudahan komunikasi antar warga dengan pengurus RT dan RW bisa lebih efektif mengingat waktu kita yang sama-sama sibuk, sehingga dikantor atau tempat pekerjaan kita bisa saling berkomunikasi.

Saya mengucapkan selamat kepada pak Vuad & team selaku seksi humas dan media informasi RW yang telah membuat blogspot ini, mudah mudahan blogspot ini bisa berguna bagi kemajuan gardenia kita,
Jayalah gardeniaku,,,,

Wassalamualaikum wr. wb

17 Maret 2008

Panitia pembangunan masjid at-Taubah mulai galang dana

Setelah sempat sekian lama terhenti, Minggu malam (9/3/2008) kemarin panitia pembangunan masjid melakukan koordinasi kembali untuk membahas kelanjutan pembangunan tahap kedua. Rapat ini mengagendakan strategi pengaktifan kembali penggalangan dana untuk meneruskan pembangunan masjid. Demikian kata Mansur, Ketua Panitia Pembangunan Masjid at-Taubah Sektor Gardenia Grand Depok City.

“Sebenarnya panitia ini tidak vakum, tetapi kami sepakat untuk istirahat sebentar karena kita sudah berhasil menyelesaikan pembangunan masjid tahap pertama hingga sudah bisa digunakan untuk beribadah”, demikian penjelasan Mansur. “Sekarang kita lanjutkan lagi untuk tahap kedua, yaitu menyelesaikan sesuai dengan maket. Kalau istirahatnya terlalu lama nanti jadi karatan”, lanjut Mansur sambil bercanda.

Sebagaimana diketahui, saat ini kondisi masjid sudah cukup nyaman untuk rutinitas ibadah, mulai dari shalat berjamaah, shalat Jumat, hingga pengajian bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak. Bahkan sudah dilengkapi dengan fasilitas kamar kecil dan air bersih yang dipisah antara laki-laki dan perempuan.

Sementara itu menurut Bobby, salah satu panitia yang mengarsiteki pembangunan masjid ini, kondisinya memang sudah bagus dan sangat layak digunakan tetapi masih perlu pembenahan di sana sini seperti jalan menuju masjid, pengecatan, hingga penyelesaian lantai dua. “Masih banyak yang perlu dikerjakan hingga benar-benar tuntas. Lihat saja contoh kecil mengenai jalan. Kalau anak kecil jalan sendirian ke masjid, harus benar-benar diperhatikan karena jalannya belum dibenerin, belum lagi penyelesaian lantai dua, pengecatan, dll, pokoknya masih banyaklah”, demikian kata Bobby.

Bobby mengharapkan begitu panitia aktif lagi, lebih baik difokuskan pada penggalangan dana terlebih dahulu. “Kami mengharapkan kepada siapapun yang memiliki rizki lebih, sumbanglah masjid Sektor Gardenia”, lanjut Bobby.

Dari hasil rapat koordinasi pembangunan masjid sebagaimana yang dibacakan oleh sekretaris panitia, Islakhul Khozani, disebutkan ada beberapa strategi penggalangan dana, yaitu menyebarkan proposal, kupon, kotak amal, celengan warga, dan bazar. “Cara ini dipandang lebih elegan untuk menggalang dana pembangunan masjid”, demikian penjelasan Zani. [Tim Blogspot Gardenia].

Foto: Mansur tampak memimpin rapat panitia pembangunan masjid tahap II.

DKM at-Taubah Konsentrasi pada Pendidikan dan Dakwah

Depok, Blogspot Gardenia - Dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan masjid komplek Gardenia, Dewan Keamanan Masjid (DKM) at-Taubah berkonsentrasi pada bidang pendidikan dan dakwah. Pernyataan tersebut disampaikan Ustadz Abdul Subur, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid At-Taubah Sektor Gardenia, Grand Depok City pada suatu kesempatan.

“Dulu, awal terbentuknya DKM kami diamanatkan untuk mengurus semua keperluan masjid, mulai dari pendidikan dan dakwah hingga melanjutkan pembangunannya. Sekarang kami akan konsentrasi pada pendidikan dan dakwah saja. Masalah pembangunan kami serahkan kembali kepada panitia pembangunan”, demikian kata Ustadz Subur.

Lebih lanjut warga Blok Q yang lebih akrab dipanggil Pak Subur ini mengatakan bahwa ke depan DKM akan membangun sekolah TK yang berbasis pada agama di sekitar masjid. Saat ini yang sudah berjalan baru pengajian bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak. Pengajian bapak-bapak dilaksanakan setiap dua minggu sekali di masjid, yaitu setiap malam minggu pertama dan malam minggu ketiga setiap bulannya, waktunya ba’da shalat jamaah isya. Nara sumbernya bergantian antara Ustadz Subur sendiri, Ustadz Iwan (warga Blok N Gardenia), dan satu lagi mengundang dari luar.

Sementara itu untuk pengajian ibu-ibu dilaksanakan setiap setiap hari Minggu pagi jam 09.00 sampai jam 10.30 WIB bertempat di masjid. Nara sumbernya bergantian antara Ustadz Subur dan Ustad Cep Hery alumnus Pesantren Cipasung Tasikmalaya. Menurut Ifah, salah satu pengurus pengajian ibu-ibu, pengajiannya difokuskan pada empat hal: pembacaan al-Qur’an serta mengkaji isinya, pembacaan Surat Yasin dan Tahlil serta pembacaan al-Barjanji. “Kita mencoba menampung semua keinginan ibu-ibu. Selama itu baik dan untuk meningkatkan keimanan, kenapa tidak kita lakukan”, demikian pendapat istri Hasan Basri warga Blok N ini. Untuk pengajian anak-anak dilaksanakan setiap sore ba’da shalat Ashar di masjid dengan mengkaji Iqro’. [Tim Blogspot Gardenia].

Balai Swakarya untuk Pendidikan Anak

Depok, Gardenia Blogspot - Balai Swakarya yang dibangun Blok R tampaknya semakin bermanfaat bagi warganya. Tidak hanya untuk rapat-rapat internal RT 04 dan pertemuan warga saja, tetapi juga pernah digunakan untuk pertemuan di tingkat RW. Tercatat sudah dua kali pengurus RW mengadakan rapat di Balai Swakarya. Menurut Pimpro Balai, Danardy, Balai ini memang diperuntukkan apa saja yang bermanfaat bagi warganya. "Ya, kita hanya bisa membangun fasilitas warga sesuai amanat pengurus RT, soal mau dipakai apa itu terserah warga", demikian Dandi, panggilan akrab Danardy.

Sementara itu Ketua RT 04, Slamet menjelaskan, pemberian nama Balai Swakarya memiliki makna filosofis. Balai adalah rumah atau tempat yang bisa digunakan apa saja, dan tidak harus besar bentuknya. Sedangkan Swakarya adalah hasil karya sendiri. Jadi Balai Swakarya adalah Rumah atau tempat hasil karya warga Blok R sendiri. Peruntukannya bukan hanya untuk pos ronda melainkan untuk kepentingan lainnya.

Ke depan pengurus memiliki rencana untuk pendidikan anak-anak, misalnya belajar bahasa Inggris, Bahasa Arab dan lain-lain. "Rencana belajar bahasa Inggris untuk anak-anak sudah ada tetapi belum terealisir. Masih terkendala soal kesibukan pengajarnya", tutur Slamet. "Sejak kita resmikan, sampai sekarang baru digunakan untuk rapat pengurus RT, pengurus RW, rapat warga, dan pos ronda. Kita belum gunakan yang lain. Nantilah kita pikirkan lagi", tambah Slamet.

Di bawah ini merupakan foto-foto peresmian Balai Swakarya yang diawali dengan kerja bhakti bersama membersihkan selokan-selokan lingkungan Blok R. [Tim Blogspot Gardenia]













































PEMKOT DEPOK BUKA LAYANAN EMAIL PENGADUAN

14 Maret 2008 (sumber :http://www.depok.go.id)

Pemerintah Kota Depok melalui Bagian Infokom saat ini memberikan kesempatan luas kepada warga Depok untuk menyampaikan aspirasi seputar pembangunan dan pelayanan aparatur Pemkot. Hal itu disampaikan Kabag Infokom Kota Depok, Drs. H. Dadang Wihana, M.Si di ruang kerjanya, Jum’at (14/3).
Informasi yang disampaikan masyarakat tersebut, lanjut Kabag, nantinya akan diteruskan kepada dinas terkait sebagai input kebijakan dan perbaikan. “Kami (Infokom –red) siap menjadi mediator untuk meneruskan ide, saran maupun kritik yang sifatnya konstruktif dari warga,” ujarnya. Namun demikian, informasi yang disampaikan haruslah dapat dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan. Untuk itu, identitas diri seperti nama, nomor KTP, alamat dan nomor telepon dari warga yang mengirimkan informasi harus disertakan.
Lebih lanjut dikatakan, alamat email yang dapat diakses oleh masyarakat yaitu humas_depok@depok.go.id. Selain membuka layanan pengaduan pembangunan melalui email tersebut, masyarakat juga dapat mengakses situs resmi Pemerintah Kota Depok di alamat www.depok.go.id, ujar Kabag menambahkan. (Nasrullah)

13 Maret 2008

Mendongkrak Kinerja Satpam

Depok, Blogspot Gardenia – Sesuai tugas dan fungsinya, Satpam perumahan memiliki peran yang sangat vital dalam mengamankan warganya. Mereka adalah ujung tombak bagi terciptanya sebuah lingkungan perumahan yang aman dan nyaman, dalam arti jauh dari gangguan dan tindak kejahatan (criminal). Oleh karena itu, layak jika warga banyak menuntut Satpam lebih giat dan tekun dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.

Dalam perjalanannya yang masih seumur jagung, keberadaan Satpam di GDC-Gardenia tentu masih jauh dari ideal baik dari sisi kuantitas maupun dari sisi kualitas. Menurut Seksi Keamanan RW 07 Ade Maman, melihat letak geografis di GDC-Gardenia yang meliputi tiga Blok (N, Q, dan R) serta empat RT, jumlah personil Satpam yang ideal adalah 12 orang. “Dengan jumlah enam Satpam yang ada saat ini, hal itu masih jauh dari cukup, minimal harus 12 orang Satpam,” ungkap Ade. Namun, Ade mengakui tidak mudah mencapai jumlah Satpam yang ideal, karena hal itu berkaitan dengan banyak hal seperti kondisi kas/keuangan RW, kemampuan iuran setiap warga pada masing-masing RT yang beragam, dan sebagainya.

Nama Petugas Security RW 07 (GDC-Gardenia)

Regu I (Posisi)
1. Darma (Komandan Regu [Danru])
2. Syarief (Anggota)
3. Rojak (Anggota)

Regu II Posisi
1. Jamal (Komandan Regu [Danru])
2. Pendi (Anggota)
3. Syahrudin (Anggota)

Berbicara masalah Satpam di GDC-Gardenia memang sangat kompleks. Dari sisi kualitas, apabila kita mengacu pada security standard yang berlaku, setiap anggota Satpam yang ada di GDC-Gardenia juga perlu ditingkatkan kinerjanya. Sebagaimana diakui Ketua RW 07 Toteng Sunandar, kinerja Satpam yang ada saat ini masih perlu ditingkatkan. Namun, menurut Toteng, hal itu perlu waktu dan proses, jadi tidak secara radikal terjadi peningkatan kinerja. “Kita akan melakukan pendekatan kepada mereka agar bersungguh-sungguh dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya,” tandas Toteng.

Warga RW 07 juga sangat menyadari akan pentingnya peningkatan kuantitas dan kualitas petugas security. Namun, di sisi lain, warga RW 07 juga tidak bisa serta merta menuntut Satpam untuk bekerja maksimal. Banyak factor yang menyebabkan terhambatnya peningkatan kinerja Satpam. Selain dari sisi kualitas dan kualitas, peralatan pendukung yang dimiliki petugas Satpam juga masih sangat kurang. “Kita masih butuh dana besar untuk kelengkapan security seperti pakaian seragam lengkap, lampu senter, kentongan, dan sebagainya,” ungkap Toteng.

Oleh karena itu, upaya mendongkrak kinerja Satpam tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dari sisi kesejahteraan, kita juga belum bisa memikirkannya. Meminjam istilah Ketua RW 07, dengan gaji sebesar itu, sementara mereka harus bekerja selama 24 jam, hal itu sangat tidak manusiawi. Dengan kondisi keuangan RW yang pas-pasan, menaikkan gaji Satpam jelas tidak mungkin, setidaknya untuk saat ini. Meskipun demikian, kita tidak bisa menutup mata atas keluhan Satpam mengenai kesejahteraan mereka. “Harus ada sumber dana lain selain dari kas RW,” ujar Toteng.

Insentif Satpam Developer

Pengurus RW 07 kini dihadapkan pada masalah yang sangat pelik dan dilematis, di satu sisi kenaikan gaji Satpam perlu dilakukan, namun di sisi lain, keuangan RW tidak mendukungnya. Dalam kondisi tersebut, kebijakan pengalihan insentif dari Satpam Developer ke Satpam kompleks menjadi alternatif sumber dana paling realistis. Sebagaimana diketahui, pada masa kepemimpinan RW 07 Ahmad Yani Kasang, Pengurus RW 07 telah memberikan insentif per bulan kepada tiga orang Satpam developer. Dengan harapan, akan terjalin kerjasama dan koordinasi yang lebih baik antara Satpam Developer dan Satpam kompleks.

Setelah Ahmad Yani Kasang sebagai Ketua RW 07 mundur dari jabatannya, wacana pengalihan insentif tersebut terus mengemuka. Alasan utama pengalihan insentif tersebut, karena melihat kondisi keuangan RW 07 yang masih kurang, sementara kesejahteraan Satpam perlu dipikirkan seluruh jajaran pengurus RW. “Pengalihan insentif tersebut merupakan langkah tegas dari seorang Ketua RW baru yang benar-benar ingin memikirkan kesejahteraan Satpam kompleks,” ujar Ketua RT 04 memuji.

Rencana pengalihan insentif tersebut juga telah dibahas dalam rapat Pengurus RW yang dihadiri juga oleh para Ketua RT. Belum ada keputusan mengenai pencabutan insentif dari Satpam Developer karena masing-masing Ketua RT belum mencapai kata sepakat. RT 1 misalnya, menyatakan akan mengadakan Rapat Pengurus terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. “Masalah pengalihan insentif ini akan kami bahas terlebih dahulu dengan para Pengurus RT yang lain,” ujar Ketua RT 01 Prayogo saat ditemui Tim Blogspot di rumahnya.

Sementara itu, Seksi Keamanan RT 04 Sarno Zaluski menyatakan sepakat jika insentif Satpam Developer dicabut, mengingat kondisi keuangan RW yang masih memprihatinkan. “Kalau kita ingin menyumbang, lihat-lihat dulu kondisi keuangan kita. Sangat ironis, kita bisa menyumbang tapi di internal kita babak belur,” ujar Sarno yang saat ini masuk dalam struktur kepengurusan RW 07 sebagai Seksi Keamanan mendampingi Ade Maman.

Kembali ke soal kinerja Satpam, tentu hal itu harus berbanding lurus (linier). Artinya, ketika kita menuntut mereka meningkatkan kinerjanya, maka sebagai kompensasinya, kita juga harus memperhatikan kesejahteraan mereka. “Inilah salah satu cara kita “uwongke” para petugas security, agar mereka juga mau bekerja sesuai harapan kita,” ungkap Cahyo, Ketua RT 03, kepada Tim Blogspot Gardenia baru-baru ini. [Tim Blogspot Gardenia]

11 Maret 2008

Situasi keamanan di GDC-Gardenia kembali pulih

Depok, Blogspot Gardenia – Isu keamanan di GDC-Gardenia masih mendominasi rubrik Headline News di sejumlah media massa lokal. Pascapengunduran diri Juanda (salah satu petugas keamanan di GDC-Gardenia), situasi keamanan kembali pulih setelah dalam beberapa minggu terakhir kurang kondusif. “Situasi keamanan di GDC-Gardenia berangsur pulih setelah dalam beberapa minggu terakhir diguncang isu negative,” papar Sarno Zaluski, Seksi Keamanan RT 04, kepada Blogspot Gardenia baru-baru ini.

Ditemui setelah mengikuti Rapat Pengurus RW, Sarno, yang juga menjabat sebagai Seksi Keamanan di RW 07, mengungkapkan kasus pengunduran diri Juanda hendaknya bisa dijadikan pelajaran berharga bagi semua warga di lingkungan GDC-Gardenia. Masalah keamanan, menurut Sarno, menjadi masalah yang sangat penting bagi semua warga, sehingga perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak terkait.

“Setelah Anda [panggilan Juanda, red.] mengundurkan diri sebagai Satpam, maka kasus ditutup dan dinyatakan berakhir,” ujar Sarno tanpa bersedia menjelaskan kasus apa yang telah menimpa Juanda.

Sementara itu, terkait dengan masalah Juanda, Ketua RW 07 Toteng Sunandar mengungkapkan dirinya dan jajaran Pengurus RW yang lain, terutama Seksi Keamanan, akan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap petugas security yang lain, sehingga kasus yang menimpa Anda tidak terjadi pada Satpam yang lain.

Sebagaimana disampaikan Toteng saat memberikan sambutan pada Rapat Pengurus RT 04 beberapa waktu lalu, Juanda dengan sukarela telah mengundurkan diri sebagai petugas security di GDC-Gardenia, sehingga masalah ini tidak perlu diperpanjang lagi. “Masalah Anda sudah selesai dan tidak ada yang perlu diperdebatkan. Masih banyak hal yang lebih penting yang harus diselesaikan bersama dalam rangka membangun RW 07,” ungkap pria asal Bandung yang saat ini menekuni bisnis ritel.

Di tempat terpisah, saat ditemui Blogspot Gardenia, Anda mengungkapkan dirinya cukup memahami situasi yang terjadi di GDC-Gardenia. Oleh karena itu, menurut Anda, pengunduran dirinya dianggap sebagai langkah tepat dan bijaksana. Ditanya apa rencana setelah mengundurkan diri sebagai security di GDC-Gardenia, akan menegaskan akan kembali menggeluti bisnis intinya yang selama ini ditinggalkan. “Saya akan kembali menggeluti bisnis ojek yang sempat terbengkalai selama kurang lebih satu tahun setengah,” papar Anda. [Tim Blogspot Gardenia]

Kendaraan warga wajib pakai stiker

Depok, Blogspot Gardenia – Dalam upaya mempersempit ruang gerak tindak kejahatan di lingkungan GDC-Gardenia, Pengurus RW 07 berencana mewajibkan kepada setiap pemilik kendaraan bermotor di lingkungan RW 07 GDC Gardenia untuk memasang stiker pada kendaraannya. Menurut data Sekretariat RW 07, jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang ada di RW 07 mencapai lebih dari 175 unit.

Dengan jumlah kendaraan sebanyak itu, yang lalu lalang keluar masuk kompleks perumahan, hal itu perlu dilengkapi dengan identitas stiker. Dengan menggunakan stiker, para petugas keamanan akan lebih mudah melakukan pengecekan, apakah kendaraan yang masuk milik warga atau milik tamu.

“Kami akan terus melakukan sosialisasi terhadap seluruh pemilik kendaraan bermotor di lingkungan RW 07 mengenai manfaat stiker,” ungkap Ketua RW 07 Toteng Sunandar. Lebih lanjut Toteng menjelaskan, penerapan wajib pasang stiker bagi setiap kendaraan milik warga RW 07 akan dilakukan secara bertahap, sambil melakukan sosialisasi kepada seluruh warga. “Kami tidak memiliki target waktu kapan kewajiban memasang stiker akan diberlakukan secara penuh. Namun, kami menghimbau kepada setiap pemilik kendaraan agar bersedia memasang stiker sebagai identitas warga RW 07,” imbuh Toteng.

Jika kewajiban memasang stiker sudah diberlakukan secara penuh, setiap kendaraan milik warga 07 harus dilengkapi stiker GDC-Gardenia. Sebaliknya, kendaraan warga yang tidak dilengkapi stiker ketika masuk ke RW 07 tetap akan diberlakukan sebagai tamu, yakni pemilik kendaraan harus meninggalkan kartu identitas seperti KTP, SIM dan lain-lain di Pos Jaga Satpam. “Kebijakan ini memang terlihat sangat ekstrim, tapi demi menjamin kenyamanan dan kemanan seluruh warga, kebijakan itu tetap akan kami berlakukan,” tegas Toteng.

Untuk satu stiker dihargai Rp. 5000. Menurut Seksi Keamanan RW 07 Ade Maman, hasil penjualan stiker nantinya akan digunakan untuk membeli alat perlengkapan keamanan. Seperti radio (HT) dan lain-lain. Untuk itu, Ade mengharapkan partisipasi seluruh warga RW 07 untuk melengkapi kendaraannya dengan stiker GDC-Gardenia. “Peralatan petugas keamanan di GDC-Gardenia masih sangat kurang. Uang dari hasil penjualan stiker tersebut nantinya akan kami gunakan seluruhnya untuk memenuhi kelengkapan yang diperlukan Satpam,” kata Ade.

Ditempat terpisah, saat ditemui Blogspot Gardenia, petugas security Darma menyatakan menyambut baik rencana penerapan wajib pasang stiker bagi setiap kendaraan bermotor milik warga di RW 07. “Stiker tersebut akan sangat membantu kami dalam melakukan control terhadap setiap kendaraan yang masuk kompleks,” ungkap Darma. [Tim Blogspot]

Foto: Stiker dipasang di salah satu motor warga Gardenia (Atas), dan dipasang di salah satu mobil warga Gardenia, yang gambarnya diambil pada malam hari (Tengah).

RW baru, kebijakan baru?

Depok, Blogspot Gardenia – Khawatir kondisi vakum pemimpin [Ketua RW, red.] akan memicu terjadinya disintegrasi warga di lingkungan RW 07 (GDC Gardenia), Sekretaris RW 07 Toteng Sunandar langsung mengambil inisitif menggelar Rapat Darurat di Balai Swakarya RT 04 beberapa waktu lalu. Rapat yang digelar secara maraton tersebut dihadiri oleh jajaran pengurus teras era Kepemimpinan RW Ahmad Yani Kasang serta para Ketua RT dan undangan lainnya.

Agenda utama yang dibahas dalam Rapat Darurat tersebut antara lain mengenai pemilihan Ketua RW baru pasca pengunduran diri Ahmad Yani Kasang serta isu-isu penting lainnya yang berkembang di lingkungan RW 07. Berdasarkan musyawarah dan mufakat yang cukup alot, bahkan nyaris terjadi deadlock, karena adanya conflict of interest, para Ketua RT akhirnya sepakat menunjuk Toteng Sundandar sebagai RW 07 yang baru menggantikan Ahmad Yani Kasang yang mundur karena alasan tidak bisa lagi berkoordinasi dengan beberapa Pengurus RT.

Masa kepemimpinan RW 07 yang baru diputuskan menghabiskan masa kepemimpinan Ahmad Yani Kasang, yang masih sekitar 1,5 tahun lagi. Namun, meskipun hanya bersifat melanjutkan sisa tugas, Ketua RW terpilih yang baru memiliki otoritas, hak dan kewajiban penuh sebagaimana yang dimiliki Ketua RW 07 lama. Oleh karena itu, di sini tidak ada istilah pejabat sementara (pjs), melainkan Ketua RW secara penuh.

Para peserta rapat berharap, terpilihnya Toteng sebagai Ketua RW dapat membawa warga GDC-Gardenia menuju kehidupan yang lebih baik. Ketua RW yang baru juga diharapkan dapat menelorkan kebijakan-kebijakan baru yang cerdas dan kreatif, sehingga akan tercipta satu kondisi masyarakat yang lebih progresif. Tidak muluk-muluk, harapan itu cukup realistis. Kuncinya, Ketua RW baru dan jajaran pengurus lainnya harus dapat menampung seluruh aspirasi warga, yang kemudian dituangkan dalam program kerja RW.

Struktur Kepengurusan RW 07 yang disusun pasangan Toteng-Kiki terlihat lebih ramping daripada model Struktur Kepengurusan susunan pasangan Ahmad Yani Kasang-Toteng. “Kami hanya memilih orang yang mau bekerja, jadi Struktur Kepengurusan kami buat seramping mungkin. Yang penting karya nyata,” tegas Toteng kepada Blogspot Gardenia saat ditemui selepas mengumumkan Struktur Kepengurusan RW baru.

Toteng mengharapkan partisipasi aktif seluruh warga RW 07 agar semua program yang disusun dapat terlaksana dengan baik. “Kepercayaan yang diberikan kepada kami adalah sebuah amanah, sehingga kami dan jajaran pengurus yang lain akan melaksanakannya dengan sepenuh hati, tandas Toteng diplomatis. Menurut Toteng, sebagai pemberi amanah, warga juga berkewajiban mengingatkan apabila dirinya dan pengurus yang lain bertindak melanggar sumpah jabatan.

“Mudah-mudahan Ketua RW yang baru bisa bersikap obyektif dalam mengambil setiap keputusan yang berhubungan dengan kepentingan warga. Lebih dari itu, ia harus mampu melepaskan diri dari baying-bayang RW yang lama. Ambil yang baik-baik dan buang yang kurang baik,” ungkap Ketua RT 04 Slamet.

Sementara itu, Sekretaris RT 04 MF Nurhuda Y, yang hadir pada Rapat Pemilihan Ketua RW 07, mengungkapkan terpilihnya Toteng sebagai RW 07 diharapkan bisa menciptakan kembali rasa kebersamaan bagi seluruh warga di lingkungan RW 07 yang akhir-akhir ini mulai luntur. “Tradisi kunjungan silaturahmi Ketua RW dan jajaran pengurusnya ke masing-masing Pengurus RT harus kembali dihidupkan. Hal ini penting guna terus menjalin komunikasi antar warga. Sehingga wargapun dengan sendirinya akan memberi dukungan setiap kebijakan dan program yang dikeluarkan pihak RW,” ujar Huda.

Sementara itu, terkait penyusunan program dan kebijakan, kita harus belajar dari para petinggi di negeri ini, yang latah setiap ada pergantian pejabat, maka lahir pula kebijakan baru. Kita tidak perlu latah buat kebijakan baru, jika realisasinya nol. Susunlah program dan kebijakan yang realistis sesuai kemampuan kita, terutama dari segi pendanaan. [Tim Blogspot]

LAPORAN KEUANGAN RW 07 - FEBRUARY 2008

<span class="fullpost">
 
LAPORAN KEUANGAN RW 07
 BULAN FEBRUARY 2008 
   
SALDO AWAL        1,917,900  
   
PENERIMAAN  
   
Iuran Warga : JML WARGA IURAN/WRG/BLN TOTAL  
Warga RT-01 = 42            27,000      1,134,000  
Warga RT-02 = 30            27,000        810,000  
Warga RT-03 = 26            27,000        702,000  
Warga RT-04 = 42            22,500        945,000  
TOTAL    3,591,000  
   
TOTAL  PENERIMAAN        5,508,900  
   
PENGELUARAN      
   
1. Rutin  
Gaji Satpam Februari    1,800,000  
Insentif satpam Develover Februari       150,000  
konsumsi satpam Februari       200,000  
Gaji kebersihan Februari       700,000  
Posyandu Februari    
TOTAL  2,850,000  
   
2. Non Rutin  
Pembersihan saluran GOT       500,000  
Sarana Olahraga       500,000  
TOTAL  1,000,000  
   
TOTAL PENGELUARAN        3,850,000
selisish penerimaan - pengeluaran /bln         (259,000)
   
SALDO AKHIR.        1,658,900
   
         
</span></div>