25 Maret 2008

Dana Rp300 juta pun jadi mubazir

TIRTAJAYA, MONDE: Pembangunan sumur artesis senilai Rp 300 juta di kelurahan Tirtajaya, Kec. Sukmajaya dinilai mubazir. Pasalnya sejak dibangun sekitar pertengahan 2006 hingga Maret 2008 belum berfungsi. Informasi yang diperoleh Monde di lapangan, menyebutkan sumur artesis itu dibangun untuk memasok air bagi warga di lingkungan sekitar yang selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau. Namun, menurut informasi itu, sejak dibangun sekitar dua tahun silam hingga saat ini belum berfungsi. Dana pembangunan diperoleh dari Provinsi Jawa Barat.

Ma’ruf, Koordinator Lembaga Pengawasan Pembangunan dan Keuangan Daerah (LP2KD) Kota Depok wilayah Kecamatan Sukmajaya, saat dikonfirmasi mengatakan pembangunan sumur artesis itu menelan biaya Rp 600 juta. Sumur dibangun di dua kelurahan, yaitu Kalimulya dan Tirtajaya, Kec. Sukmajaya. “Di Tirtajaya sumur artesis itu belum berfungsi dan jika dibiarkan hal itu mubazir,” ujarnya melalui telepon seluler, kemarin.

Sampai sejauh ini, katanya, warga yang mengharapkan pasok air tak pernah mendapatkan manfaat dari sumur artesis itu. Oleh karena itu, Ma’ruf berharap instansi terkait, Dinas PU Depok, segera mencari jalan keluar terbaik, hingga biaya pembangunan yang cukup besar itu tak lagi mubazir. Djaya Winata, SH mantan lurah Tirtajaya, mengatakan sumur artesis dirancang untuk memasok air bila musim kemarau.

“Pada waktu menjadi lurah Tirtajaya, pemborong sumur artesis tidak koordinasi dengan kelurahan. Bahkan gambar bestek pun tidak diberikan,” ujarnya. Selama kekeringan, warga biasanya mencuci dan mandi memakai air Sungai Ciliwung. “Kasihan mereka,” kata Djaya Winata.

Sementara itu Kadis PU Kota Depok Herman Hidayat ketika dihubungi melalui telepon selulernya belum memberikan jawaban. Dua kali pejabat itu dihubungi tapi telepon selulernya tak aktif. [copy by Toteng] sumber monde.

Tidak ada komentar: